Tentang Optimisme dan Pesimisme

Tentang Abad ke 20 dan isu-isu lainnya

Leon Trotsky (1901)


Sumber: On Optimism and Pessimism: On the 20th Century and on Many Other Issues. Trotsky Internet Archive

Penerjemah: Ted Sprague (Januari 2007)


Dum spiro spero! [Dimana ada kehidupan, di sana ada harapan!] … Bila saya adalah salah satu dari bintang di langit, saya akan memandang tanpa perasaan bola debu dan kotoran yang menyedihkan ini … Saya akan menyinari yang baik dan yang buruk dengan serupa … Tetapi saya adalah seorang manusia. Sejarah dunia yang bagi kalian, pemakan ilmu pengetahuan yang masa bodoh, yang bagi kalian, penjaga buku keabadian, tampak seperti momen tak berarti di dalam keseimbangan waktu, adalah segalanya bagi saya! Selama saya masih bernafas, saya akan berjuang demi masa depan, masa depan yang bersinar dimana manusia, kuat dan indah, akan menjadi tuan dari arus sejarahnya sendiri dan akan mengarahkannya ke tepi langit keindahan, kesenangan, dan kebahagiaan yang tidak ada batasnya! …

Abad ke-19 sudah dalam banyak cara memuaskan dan dalam lebih banyak cara lagi menghancurkan harapan sang optimis … Ini telah memaksanya untuk memindahkan harapannya ke abad ke-20. Setiap kali sang optimis dihadapkan dengan fakta yang sangat buruk, dia berseru: Apa, dan ini bisa terjadi dalam batas abad ke-20! Ketika dia melukiskan sebuah gambaran yang indah tentang masa depan yang harmonis, dia menempatkannya di dalam abad ke-20.

Dan sekarang abad tersebut telah datang! Apa yang sudah dibawakannya dari permulaan?

Di Prancis, sebuah busa beracun dari kebencian rasial [1]; di Austria – konflik nasionalis …; di Afrika Selatan – kesengsaraan dari orang-orang kecil yang dibunuhi oleh penguasa [2]; di pulau yang ‘bebas’ itu sendiri – nyanyian himne kemenangan atas keserakahan para sovinis; ‘komplikasi’ yang dramatis di timur; pemberontakan massa populer yang lapar di Italia, Bulgaria, Rumania … Kebencian dan pembunuhan, kelaparan dan darah …

Sepertinya abad yang baru ini, pendatang besar ini, ingin mendorong sang optimis ke pesimisme yang absolut.

Kematian untuk Utopia! Kematian untuk kepercayaan! Kematian untuk Cinta! Kematian untuk harapan! menggemuruhkan abad ke-20 di dalam semburan api dan gemuruh senjata.

Menyerahlah kamu pemimpi yang menyedihkan. Inilah aku, abad ke-20 yang kamu lama tunggu, ‘masa depan’ kamu.

Tidak, balas sang optimis yang tidak menyerah. Kamu, kamu hanyalah masa sekarang.


Catatan:

[1] Skandal Dreyfus

[2] Perang Boer